Lompat ke konten

Peristiwa Turunnya Al-qur’an Disebut Juga Dengan ….

  • oleh
Peristiwa turunnya al-qur’an disebut juga dengan

Peristiwa turunnya al-qur’an disebut juga dengan apa ? mungkin pertanyaan ini akan muncul di saat menghadapi ulangan atau ujian nasional bagi siswa sekolah dasar hingga menengah . melalui artikel ini saya akan menjelaskannya untuk anda .

Peristiwa turunnya al-qur’an disebut juga dengan ….

Peristiwa turunnya al-qur’an disebut juga dengan adalah nuzulul quran . Nuzulul Quran merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam. Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia memperingati peristiwa ini, terutama pada bulan Ramadan. Al-Quran, kitab suci umat Islam, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup yang utama. Penurunan ini terjadi secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun melalui perantaraan Malaikat Jibril.

Peristiwa di Gua Hira

Penurunan pertama Al-Quran terjadi pada tahun 610 Masehi di Gua Hira, saat Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun. Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Sejarah Hidup Muhammad mencatat bahwa Nabi sering menyendiri di Gua Hira untuk beruzlah. Tujuannya adalah untuk merenungkan alam semesta, memperhatikan fenomena keindahan, dan membersihkan jiwa dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Tafsir Sayyid Qutb

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menegaskan bahwa uzlah yang dilakukan Nabi adalah skenario Allah SWT untuk mempersiapkannya menerima wahyu. Nabi mengasingkan diri untuk bergaul dengan hakikat yang agung dan berlatih memahaminya dengan penuh pengertian.

Wahyu Pertama

Pada malam 17 Ramadan, Malaikat Jibril datang membawa wahyu pertama dari Allah SWT. Dialog antara Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad SAW mencakup perintah untuk membaca, yang dijawab oleh Nabi dengan kebingungan karena ia tidak dapat membaca. Akhirnya, Malaikat Jibril membacakan ayat pertama dari Surat Al-Alaq (QS 96:1-5):

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

Artinya:

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
  2. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
  3. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia,
  4. yang mengajar (manusia) dengan pena.
  5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dampak Setelah Peristiwa di Gua Hira

Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW pulang dalam keadaan ketakutan dan menggigil. Siti Khadijah, istrinya, dengan penuh kasih sayang menyelimuti dan menghiburnya. Khadijah kemudian membawa Nabi menemui Waraqah bin Naufal, seorang sepupu yang berpengetahuan luas tentang kitab-kitab sebelumnya.

Konsultasi dengan Waraqah bin Naufal

Waraqah mengkonfirmasi bahwa yang ditemui Nabi adalah Malaikat Jibril dan menyatakan kemungkinan besar Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi. Waraqah mengingatkan bahwa tugas kenabian sangat berat dan penuh tantangan. Namun, ia berjanji akan mendukung dan melindungi Nabi selama ia masih hidup.

Waraqah Meninggal

Tidak lama setelah pertemuan itu, Waraqah bin Naufal meninggal dunia. Peristiwa ini meninggalkan Nabi dengan tanggung jawab besar sebagai utusan Allah, membawa risalah yang akan merubah sejarah umat manusia.

Kesimpulan

Nuzulul Quran merupakan peristiwa monumental yang menandai awal dari penurunan Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa di Gua Hira, penurunan wahyu pertama, dan dukungan Siti Khadijah serta Waraqah bin Naufal, semua ini memainkan peran penting dalam perjalanan kenabian Muhammad SAW.

Peristiwa ini menunjukkan persiapan yang matang dari Allah SWT untuk menurunkan risalah-Nya kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman utama bagi umat Islam.